Kamis, 15 November 2012

"tong mali-maliya tong"


 Permainan ini biasa dilakukan oleh anak-anak  Sekolah Dasar (SD), kira-kira berumur 5-10 tahun. Filosofinya permainan ini membentuk kepribadian  pemain yang melakukannya seperti meningkatkan kepekaan emosional terhadap sesamanya, berpikir jeli dan teliti, melatih kekompakan dan sebagainya.
Permainan ini biasanya dilakukan oleh lima orang dengan empat orang sebagai pemain dan satu orang sebagai kucing. Adapun cara bermainnya sebagai berikut :
·         Kucing menutup mata dan diam dalam posisi sujud.
·         Masing-masing satu tangan pemain diletakkan di punggung sang kucing.
·         Pemain bernyanyi sambil mengoperkan batu kecil kepada masing-masing tangan (oleh satu orang). Berikut nyanyiannya :
“tong mali maliya tong ngadepong
Kayu manis disangkanya orang sombong
Sombong linci-linci, bu ayu punda pundi
Pundi tongtak tongtak pundi tongtak tongtak (berulang-ulang)”
·         Setelah nyanyi selesai, batu disimpan di salah satu pemain.
·         Kemudian kucing bangkit dan mencari pemegang batu.
·         Kucing menunjuk salah satu orang (dugaannya) pemegang batu. Kalau benar kucing diganti dengan pemegang batu, tapi kalau salah kucing kembali bersujud dan menutup mata.
·         Pemain kembali bernyanyi dengan menyebut nama orangnya. Misalnya nama kucingnya Anih :
Anih Anih to dibui sataun
Dibui di Pasir Pecong
Mahan tulang kameroan
Sam biraranggeuyan
Beti betong beti betong”
·         Jika salah lagi kucing kembali bersujud dan nyanyian diubah sataun jadi dua taun dan seterusnya.
·         Jika kucing salah menunjuk lima kali berturut-turut maka kucing dikasih hukuman dengan dikelitik, bernyanyi dan berjoget.
Permainan ini biasanya dimainkan pada sore hari, karena anak-anak bermain di dalam rumah dengan alasan takut bermain kotor-kotoran menurut orangtuanya.