Permainan ini biasa dilakukan oleh
anak-anak Sekolah Dasar (SD), kira-kira
berumur 5-10 tahun. Filosofinya permainan ini membentuk kepribadian pemain yang melakukannya seperti meningkatkan
kepekaan emosional terhadap sesamanya, berpikir jeli dan teliti, melatih
kekompakan dan sebagainya.
Permainan ini biasanya dilakukan
oleh lima orang dengan empat orang sebagai pemain dan satu orang sebagai
kucing. Adapun cara bermainnya sebagai berikut :
·
Kucing menutup mata dan diam dalam posisi sujud.
·
Masing-masing satu tangan pemain diletakkan di
punggung sang kucing.
·
Pemain bernyanyi sambil mengoperkan batu kecil
kepada masing-masing tangan (oleh satu orang). Berikut nyanyiannya :
“tong mali maliya tong ngadepong
Kayu manis disangkanya orang sombong
Sombong linci-linci, bu ayu punda pundi
Pundi tongtak tongtak pundi tongtak tongtak (berulang-ulang)”
·
Setelah nyanyi selesai, batu disimpan di salah
satu pemain.
·
Kemudian kucing bangkit dan mencari pemegang
batu.
·
Kucing menunjuk salah satu orang (dugaannya)
pemegang batu. Kalau benar kucing diganti dengan pemegang batu, tapi kalau
salah kucing kembali bersujud dan menutup mata.
·
Pemain kembali bernyanyi dengan menyebut nama
orangnya. Misalnya nama kucingnya Anih :
“Anih Anih to dibui sataun
Dibui di Pasir Pecong
Mahan tulang kameroan
Sam biraranggeuyan
Beti betong beti betong”
·
Jika salah lagi kucing kembali bersujud dan
nyanyian diubah sataun jadi dua taun dan seterusnya.
·
Jika kucing salah menunjuk lima kali
berturut-turut maka kucing dikasih hukuman dengan dikelitik, bernyanyi dan
berjoget.
Permainan ini biasanya dimainkan
pada sore hari, karena anak-anak bermain di dalam rumah dengan alasan takut
bermain kotor-kotoran menurut orangtuanya.